Sabtu, 05 Juni 2010

tari jaipong

Tari Jaipong adalah pengembangan dan berakar dari Tarian Klasik "Ketuk Tilu". Sebagai tarian pergaulan, tari Jaipong telah berhasil dikembangkan oleh Seniman Sunda menjadi tarian yang memasyarakat dan sangat digemari oleh masyarakat Jawa Barat (khususnya), bahkan populer sampai di luar Jawa Barat.

tari jaipong adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan.


Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.

Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini. Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.

Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan Jaipongan.
[sunting] Berkembang

Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, yang isu sentralnya adalah gerakan yang erotis dan vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.

Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).

Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut: 1) Tatalu; 2) Kembang Gadung; 3) Buah Kawung Gopar; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).

Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-1990-an, di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring, Rawayan, dan Tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepy, Agah, Aa Suryabrata, dan Asep.

Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.Jaipongan yang telah diplopori oleh Mr. Nur & Leni
Selengkapnya...

Jumat, 26 Februari 2010

SELASA 09-02-2010

Hari ini saya mendapat tugas untuk membuat laporan infentaris di ruang admin tentang alat selama satu tahun serta penyimpanan datanya.
kemudian setelah itu saya belajar membersihkan dan menggunakan kamera. Selengkapnya...

senin 08-02-2010

hari ini saya tugas mendowload dan menginstal driver printer HP LJ1020. Selengkapnya...

jum'at 05-02-2010

hari ini kegiatannya sama seperti kemarin, yaitu adalah mengentri data barcode. Selengkapnya...

kamis 04-02-2010

hari ini saya diberi tugas untuk mengentri data barcode.... Selengkapnya...

rabu 03-02-2010

hari ini saya mendapat tugas untuk mendata tripot(penyangga kamera), meliputi no sri, merek, dan kondisi tripot. Selengkapnya...

Selasa, 16 Februari 2010

selasa 02-02-2010

hari ini saya biberi penjelasan tentang SOP seorang kameramen.yaitu adalah sebagai berikut:
1. Seorang kameramen harus sadar dengan kamera atau alat yg dia pegang.
2. Seorang kameramen juga harus mempunyai rasa memiliki alat yang dia pegang.
3. Selalu memeriksa kelengkapan alat yang dia pegang.
4. Ketika pengecekan alat pada awal saat kamera dinyalakan pada pertama kali yaitu control audio, yang kedua pengecekan gambar dan yang ketiga kondisi baterai dan kondisi kamera tersebut.

kemudian cara pengecekan kamera bagian luar:
1. setiap toombol yang terdapat pada kamera memiliki standarisasi.
2. kondisi kamera stabil atau tidak.

kamudian kontrol Audio:
-Phantom digunakan ketika tidak memakai baterai dan membutuhkan tegangan tinggi.
- alat-alat yang tidak boleh diphantom: clip on wileless/ kamera set (untuk liputan ENG), mic hand (mic vocal),shoutgun/ mic boom yang menggunakan baterai.
- alat-alat yang boleh di phantom: mic atmo kamera, mic boom kamera, mic lavalier.

cara kontrol gambar:
- lakukan white balanceterlebih dahulu.
- atur pencahayaan agar sesuai. Selengkapnya...

Selasa, 09 Februari 2010

senin 01-02-2010

Hari ini kita pergi ke Master Control yg berada di gedung Graha Pena lantai 21. Disini kita dibimbing oleh pak Agung.kami diajari tentang Waveform (video) dan Vectorscope (audio). Selengkapnya...

jum'at 29-01-2010

jek belum masuk, .sakit soale. Selengkapnya...

Senin, 01 Februari 2010

kamis 28-01-2010

hari ini aku gak masuk, soale sakit parah. ........
hiks..hiks..hiks...
jadigak dapat ilmu dech.... Selengkapnya...

rabu 27-01-2010

hari k3 saya pergi ke ruang Master Control.guangan ini barada di lantai 21 Graha Pena.didalam ruang ini terdapat alat-alat yang berfungsi untuk menyiarkan program acara agar dapat dinikmati para penonton. disini semua file yg akan disiarkan diatur sesuai jam untuk ditayangkan, kemudian file-file itu dikirim ke pemancar yg berada di PTC Pakuwon Indah.
Pakuwon adalah pusat semua pemancar yang berada di Jatim. Selengkapnya...

selasa 26-01-2010

hari ke2 kita akhirnya ketemu dg pkBejo. hari ini kita diajak berkeliling untuk pengenalan lapangan.
1.kita diajak ke Ruang News, ruang itu adalah ruang untuk membawakan acara seperti berita, interaktiv, dll. ruangan ini berada dilantai3. Dalam ruang itu terdapat sistem jaringan, cara kerja sama seperti router. Dimana ada sebuah PC yang mengatur teks apa saja yang akan dibaca oleh reporter, lalu PC tersebut dihubungkan pada sebuah layar monitor, yang langsung dapat menampilkan teks tersebut.
2.kita ke ruang Library, ruang itu adalah tempat penyimpanan data-data atau file-file acara yang belum ditayangkan ataupun pasca tayang.
Sistem jaringan diruang ini adalah menerima dan mengirim data. Jadi menerima data berupa file video dll, lalu mengalami proses editing (layang tayang atau tidak), lalu dikirim ke master control yang kemudian oleh master control dikeluarkan melalui pemancar. Pengiriman data disini menggunakan FO, jadi dapat berlangsung cepat, dan data yang dikirim tidak akan rusak.di dalam ruang ini terdapat banyak kaset yang berisi tentang program acara yang sudah pernah ditampilkan.
3.kita ke Ruang Sutradara. di ruang ini terdapat alat-alat yang berfungsi untuk mengatur jalannya suatu acara agar dapat on air dengan baik.
4. kita ke studio 2. disini kita membantu TS (technical Support) untuk mempersiapkan alat2 apa saja yang akan digunakan untuk on air (siaran langsung), seperti kamera, audio, dll.
5.kita ke ruang admin (administrasi, disini kita diajarkan cara mendata alat2 apa saja yng keluar msuk, atau alat2 apa saja yang dijimpam, karena ruang ini adalah rung tempat penyimpanan seluruh alat2 yang diperlukan meliputi JTV maupun SBO.
6.kita ditunjukkan ruang IT. Disini tempat yang sangat cocok buat saya sebagai ank TKJ, tapi berhubung disini juga masih ada anak magang, jadi untuk sementara saya tidak dapat ditempatkan dsini dulu. Selengkapnya...

senin 25-01-2010

assalamua'alaikum...
OJT hari ini hanya menunggu... menunggu.. dan menunggu..
pak Bejo (koordinator teknik).
dari jam setengah 9 sampai jam 3 sore..
dan akhirnya pulang tanpa hasil apapun. Selengkapnya...